Bagaimanatetap setia sampai akhir ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Wahyu 2:8-11. Dalam Wahyu 2:10, penulis menegaskan demikian: "Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari.
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” Roma 1211 Tuhan telah memberikan talenta kepada setiap orang. Ada yang diberi banyak, ada yang diberi sedikit, masing-masing menurut kesanggupannya Mat. 2515. Talenta adalah bakat atau kemampuan yang dimiliki dan merupakan nilai lebih dari seseorang. Tujuan Tuhan memberikan talenta adalah agar kita dapat menggunakannya di dalam kehidupan kita. Selain untuk kepentingan duniawi, talenta juga harus dipakai untuk kepentingan rohani. Karena talenta itu berasal dari Tuhan, maka kita harus mempersembahkannya untuk Tuhan. Setiap orang memiliki talenta yang berbeda dan semua itu berguna untuk mendukung pekerjaan Tuhan. Walaupun semua orang bisa melayani, namun pelayanan tersebut akan menjadi lebih efektif bila dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya. Misalnya, orang yang memiliki talenta dalam hal menyanyi. Jika dia memimpin pujian, maka pujian yang dibawakannya akan lebih indah dan enak atau tidaknya talenta yang dimiliki seseorang tidak menjadi masalah. Walaupun hanya memiliki satu talenta, janganlah kita berkecil hati. Tuhanlah yang mengaruniakan talenta itu kepada kita. Hal yang terpenting adalah kita menggunakan semua talenta yang ada pada diri kita dengan sebaik-baiknya. Bagi orang yang memiliki banyak talenta, janganlah sombong. Semakin banyak talenta yang dimiliki, semakin banyak yang dituntut dari kita. Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita atas talenta yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita. Jika kita menyia-nyiakannya, kita akan menerima hukuman karena lalai menggunakan talenta-talenta itu Mat. 2530Di dalam gereja, banyak sekali pekerjaan kudus yang harus dilakukan. Gereja sangat membutuhkan para pekerja. Sebagai jemaat gereja, kita harus berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan. Idealnya, setiap jemaat bisa terlibat dalam pelayanan. Jika demikian, gereja akan menjadi maju. Tidak peduli besar kecilnya tugas yang kita terima, asalkan kita melakukannya dengan setia, Tuhan pasti akan seringkali semangat untuk melayani itu hanya muncul di awal. Ketika baru berpartisipasi dalam suatu pekerjaan, kita sangat aktif dan giat. Namun, dengan berlalunya waktu, semangat itu biasanya semakin menurun. Bahkan ada jemaat yang meninggalkan pelayanan karena berbagai Paulus menasihatkan kita, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1Kor. 1558 Rasul Paulus menasihati jemaat di Roma dan Korintus untuk tetap bersukacita dan bersemangat dalam melayani. Saat itu jemaat Roma sedang mengalami banyak rintangan dan kesusahan. Jemaat Korintus sedang mengalami masalah perpecahan. Namun, dalam kondisi seperti itu, Rasul Paulus mengingatkan mereka untuk tetap giat di dalam pun harus giat dan bertekad untuk setia melayani-Nya sampai akhir. Berusahalah agar jangan kerajinan kita menjadi kendor. Apapun yang terjadi, tetaplah melayani. Sungguh merupakan sebuah anugerah jika kita dapat dipakai Tuhan. Ini merupakan kesempatan bagi kita untuk menggunakan semua talenta yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita dan kesempatan kita untuk membalas kasih-Nya yang begitu besar kepada kita. Ingatlah bahwa apapun yang kita lakukan bagi Tuhan tidak akan sia-sia. Tuhan akan memberikan upah sesuai dengan apa yang kita lakukan. GiveUp Or Loyal (menyerah Atau Setia)? Ibadah Raya 1, Ibadah Raya 2, Ibadah Raya 3, Ibadah Raya 4, Ibadah Raya 5. Pdt. Dr. Petra Fanggidae, M.Th. 04 Oktober 2020. Pk. 07:00, 09:00, 11:30, 14:00, 16:30 WIB. Pemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari KESETIAAN DALAM MELAYANI TUHANPENDAHULUANSalah satu karakter Tuhan adalah kesetiaan. Tuhan adalah Allah yang setia 2 Tes. 33a. Pribadi yang patut kita teladani soal kesetiaan adalah Tuhan Yesus sendiri. Dia yang dengan setia tunduk kepada apa yang menjadi kehendak BapaNya, sampai harus menyerahkan nyawaNya bagi penebusan dosa umat manusia. Ciri dari seorang yang setia adalah dia dapat dipercaya. Firman Tuhan di atas menyatakan bahwa yang dituntut dari kita semua yang melayani Tuhan adalah dapat dipercayai. Jika kita tidak dapat dipercaya bagaimana mungkin kita dapat setia. Kesetiaan dan kepercayaan itu seperti perangko dan lem, satu kesatuan. Berbicara mengenai melayani Tuhan, mungkin kita berpikir ini ada hubungannya dengan pelayanan di Gereja. Memang ada hubungannya, tetapi kesetiaan itu pada penerapannya luas. Bukan saja dalam lingkup pelayanan di Gereja, tetapi juga dalam pelayanan kita di keluarga, pekerjaan dan masyarakat. Betapa sering kita mendengar cerita mengenai orang-orang Kristen yang tidak setia dengan pasangan mereka sehingga terjadi perceraian. Tidak setia dengan kepercayaan yang mereka terima dari atasan mereka di pekerjaan sehingga mereka menipu. Tidak setia dengan kedudukan yang mereka terima dalam pemerintahan sehingga korupsi. Tidak setia sebagai pengikut Tuhan sehingga murtad, dan sebagainya. Ada pepatah yang berkata “Mencari orang yang pintar, berpengalaman dan ahli banyak, tetapi mencari orang yang setia itu tidaklah mudah”. Dan biarlah kita sebagai orang-orang Kristen yang sudah mengerti kebenaran, dapat dikelompokkan sebagai orang-orang yang setia itu. PEMBAHASANDi Alkitab, ada satu hamba Tuhan yang bernama Tikhikus Ef. 621. Dikatakan bahwa dia adalah pelayan yang setia di dalam Tuhan. Pelayanan yang dilakukan oleh Tikhikus tidak dikenal bahkan kita jarang mendengar namanya di Alkitab, tetapi baiklah kita belajar dari pelayanan hamba Tuhan yang tidak terkenal ini. Apa saja yang menjadi ciri seorang yang pelayan yang setia1. Dapat dipercaya. Dia adalah salah seorang yang dipercayai oleh Rasul Paulus Kol. 4 7. Tikhikus dipercaya untuk menjadi pengantar surat-surat Paulus kepada jemaat-jemaat yang ada di Efesus dan Kolose. Rasul Paulus tidak akan sembarangan mempercayai seseorang jika orang tersebut tidak setia. Sejak perjalanan misi Rasul Paulus yang pertama dan ketika ada di dalam penjara, Tikhikus setia menemani Rasul Paulus. Kita ingat kisah perselisihan antara Rasul Paulus dengan Barnabas mengenai Markus. Barnabas ingin membawa Markus dalam pelayanan mereka, tetapi Paulus menolak oleh karena Markus pernah meninggalkan mereka dalam pelayanan Kis. 1536-39 . Jadi untuk dapat kepercayaan dari Rasul Paulus, orang tersebut harus lulus ujian kesetiaan. 2. Seorang pemberi semangat. Tikhikus adalah seorang yang dapat memberi kekuatan kepada jemaat di Efesus Ef. 622 . Dia bukan saja sebagai penyampai pesan dari Rasul Paulus, tetapi ketika dia melihat kondisi jemaat di sana, Tikhikus juga dapat memberikan kekuatan dan penghiburan kepada mereka. Karena dia adalah orang kepercayaan dari Rasul Paulus pastilah nasehat yang diberikan dapat diterima oleh jemaat Efesus. Untuk kita dapat dipercaya, kita perlu melalui ujian-ujian seperti ujian waktu, ujian kesabaran, ujian integritas dan ujian penderitaan. Ujian-ujian ini diperlukan untuk membuktikan kesetiaan kita dalam melakukan tugas pelayanan dan pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Jika kita adalah orang yang dapat dipercaya, nasehat yang kita berikan juga akan diterima dan diikuti oleh orang lain. Sebaliknya tidak ada orang yang akan menuruti dan peduli dengan nasehat orang yang tidak setia dan dapat dipercaya3. Seorang yang kompeten. Tikhikus menjadi seorang hamba Tuhan yang mengisi kekosongan posisi hamba Tuhan lain yang sedang tidak di tempat. Dia ditunjuk oleh Rasul Paulus untuk menggantikan posisi dari Timotius 2 Tim 412 dan juga Titus Titus 312 . Diperlukan kesetiaan, walaupun ketika kita hanya dipercaya sebagai orang “cadangan” dalam pelayanan. Tikhikus tidak berkecil hati namun sebaliknya dia membuktikan bahwa sekalipun dia hanya hamba Tuhan sementara saja, dia melakukan dengan bertanggung jawab dan benar, karena itu Rasul Paulus percaya kepadanya. Melalui kisah pelayanan hamba Tuhan Tikhikus ini yang tidak dikenal dan besar seperti Timotius atau Titus, dia telah menjadi berkat bagi jemaat-jemaat yang dikunjunginya, hamba Tuhan lain dan menjadi salah satu orang yang dipercaya oleh Rasul Paulus. Marilah kita setia dengan karunia dan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepada kita, sekalipun pelayanan kita tidak terlihat dan dipandang orang, tetapi jika kita melakukannya dengan setia, maka pada waktunya kita akan mendapatkan upah dari Bapa kita Mat. 2521. DISKUSI Menurut Saudara, apa yang membuat seseorang itu setia khususnya dalam pelayanan kepada Tuhan? Bagaimana kita dapat menjaga kesetiaan dengan karunia dan talenta yang Tuhan sudah percayakan kepada kita? Karena tidak dapat dihindari, kadang banyak tantangan yang kita hadapi untuk setia dalam pelayanan. KESIMPULANKesetiaan kita dalam pelayanan apakah di gereja atau di dunia bukan saja karena kita ingin memberikan yang terbaik, tetapi karena memang itu sudah dikatakan di dalam Firman Tuhan, dan kita hidup di dalamnya. Jadi dengan menjadi setia, kita sedang menunjukkan Firman Tuhan kepada banyak orang. Dan pastinya bahwa setiap orang yang melakukan FirmanNya akan mendapat upah atas kesetiaannya. 1 Bahwa Kristus Yesus yang akan menjadi hakim (ay.1). Oleh karena itu Pelayanan kita dikerjakan dengan setia bukan untuk menyenangkan manusia tetapi untuk menyenangkan Tuhan 2. Panggilan kita adalah senantiasa memberitakan Firman lewat perilaku hidup sehingga menjadi surat Kristus yang terbuka (ay.2). 3. Khotbah Minggu, 14 Februari 2021 Disiapkan oleh Pdt. Alokasih Gulo 1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. 2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. 3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. 5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. 6 Sebab Allah yang telah berfirman "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Apakah semua hal yang baik dan benar diterima dengan hati yang tulus dan terbuka oleh setiap orang? Belum tentu! Apakah semua berita baik diterima dengan sukacita oleh setiap orang? Belum tentu! Apakah semua pekerjaan yang baik dan benar dapat dilakukan oleh setiap orang? Belum tentu? Apakah semua orang dapat melihat secara positif hal/peristiwa yang terjadi di sekitarnya? Belum tentu! Ada banyak contoh nyata tentang hal yang baik dan benar yang belum tentu diterima dan dilakukan oleh setiap orang. Orangtua menyampaikan nasihat kepada anak-anaknya misalnya, untuk kebaikan anak tersebut. Tetapi, tidak semua anak mau mendengarkan dan melakukan nasihat itu; malah ada yang mengolok-olok orangtuanya yang menasihatinya. Demikian juga dengan didikan guru atau dosen yang mengarahkan anak didiknya ke arah yang lebih baik, ada yang mematuhinya, tetapi ada juga yang tidak, bahkan ada yang mempermainkan guru/dosennya. Pemberitaan firman Tuhan oleh para pelayan, ada yang merenungkan dan melakukannya dengan sepenuh hati, tetapi banyak juga yang malah menertawakannya. Atau, hari ini misalnya, valentine’s day, hari kasih sayang, apakah semua orang sungguh-sungguh mengasihi/menyayangi sesamanya? Belum tentu! Fenomena seperti ini juga terjadi kepada Rasul Paulus, ketika dia memberitakan berita Injil kepada orang-orang Korintus. Ada sejumlah pihak di Korintus yang tidak menerima dengan baik pengajaran Paulus, bahkan sejumlah pengacau Yahudi yang justru memprovokasi jemaat untuk melawan Paulus 2 Kor. 1122-23. Ketika Paulus mendatangi kembali Korintus 2 Kor. 21; 1214; 131, dia tidak diterima dengan baik oleh jemaat, malah ada di antara mereka yang menghina dia 2 Kor. 25; 712. Orang-orang Korintus memang terkenal sebagai orang-orang yang rewel dan keras kepala. Mereka sulit diatur, apalagi dengan adanya provokasi atau pengaruh negatif dari beberapa orang Yahudi yang memang sengaja mengacaukan jemaat pada waktu itu. Orang-orang ini mempertanyakan kerasulan Paulus. Ada banyak faktor yang membuat mereka melawan Paulus dan tidak menerima ajarannya tentang Injil Kristus. Faktor utama adalah karena Injil yang diberitakan oleh Paulus telah mengganggu kepentingan dan hasrat duniawi mereka. Itulah sebabnya Paulus menegaskan bahwa pelayanan pemberitaan Injil yang dia lakukan terjadi karena kemurahan Allah saja, bukan karena keinginannya sendiri. Artinya, Paulus tidak memiliki motivasi dan tujuan duniawi dalam pemberitaan Injil seperti yang dituduhkan selama ini. Paulus tidak pernah melakukan pelayanan dengan motivasi dan tujuan duniawi yang hina itu. Paulus yakin penuh bahwa pelayanan yang dilakukannya itu bersumber dari Allah dan ditujukan untuk kemuliaan-Nya. Pelayanan Paulus tersebut sebenarnya dapat mendatangkan sukacita keselamatan bagi mereka yang dengan tulus percaya kepada Kristus dan mau dengan rendah hati menerima serta melaksanakan pengajaran Injil Kristus itu. Tetapi, berita sukacita tersebut sulit diterima oleh orang-orang yang masih rewel, keras kepala, dan malah menjadi provokator di tengah-tengah jemaat. Mereka selalu mencari-cari alasan untuk melawan dan menentang kebaikan. Jadi, tidak semua orang menerima dengan hati yang terbuka hal-hal atau berita yang sebenarnya baik dan benar itu. Walaupun demikian, Paulus tetap setia dalam pelayanan Tuhan. Tantangan dan hinaan yang dia terima tidak melemahkan semangatnya dalam pelayanan Tuhan. Dia tetap setia apa pun yang terjadi. Dia tetap memberitakan Injil walaupun ada orang yang malah mengolok-oloknya. Paulus adalah salah seorang pelayan Tuhan yang setia, teladan bagi kita untuk tetap setia dalam pelayanan Tuhan di tengah-tengah era yang memprihatinkan ini. Kita harus menyadari bahwa tidak semua orang mau menerima dengan baik pemberitaan Injil. Kita harus menyadari bahwa tidak semua orang senang dengan diri kita. Kita tidak pernah mampu menyenangkan hati semua orang, sebab selalu saja ada orang yang tidak berterima dengan hal-hal yang sebenarnya baik. Menurut Paulus, orang-orang yang tidak mau menerima hal-hal yang baik, akan binasa 43. Paulus menegaskan bahwa sekalipun Injil itu pada dasarnya menjadi berita keselamatan, berita sukacita, berita terang dalam kegelapan, dan sumber berkat bagi para pendengarnya, tetapi bisa saja tidak dinikmati karena tidak semua orang mau menerimanya dengan penuh keterbukaan dan kerendahan hati. Salah satu faktor yang membuat manusia tidak menikmati sukacita Injil adalah karena mereka telah terjebak dan terjerat dalam lilitan ilah zaman, yaitu lilitan yang tampaknya sangat menarik, sangat menjanjikan, sangat menyenangkan, tetapi sesungguhnya dapat membutakan mata dan pikiran, bahkan dapat membawa manusia ke dalam kebinasaan. Lilitan zaman inilah juga yang menghalangi pemandangan manusia hingga saat ini sehingga banyak orang yang tidak mampu lagi melihat dengan jelas cahaya kemuliaan Allah. Banyak orang yang setiap hari lebih banyak melihat cahaya malapetaka, cahaya kemunafikan, cahaya kebobrokan, cahaya kerewelan dan kekerasan kepala, cahaya kekacauan, dan mungkin saja cahaya para provokator, seperti di jemaat Korintus tadi. Oleh sebab itu, perlu menjernihkan hari dan pikiran untuk mampu menerima hal-hal yang baik dan benar. Perlu mengembangkan pola pikir positif untuk mampu melihat dengan jernih berbagai hal atau peristiwa yang terjadi di sekitar kita. “Melihatlah dengan jernih!” Apa yang kita lihat dalam diri orang lain, bahkan dalam diri sendiri, tergantung pada kejernihan jendela yang melaluinya kita melihat mereka. Demikian juga dengan “keselamatan” yang dari Tuhan. Banyak orang yang gagal melihat, mengalami, dan merasakan keselamatan itu, karena “jendela hatinya” yang masih belum bersih. Berita Injil Kristus, keselamatan dan sukacita yang sesungguhnya telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Ketika “jendela hati” kita masih “berdebu”, penuh dengan berbagai kotoran duniawi, telah ditutupi oleh berbagai ilah zaman, maka percayalah kita akan kesulitan melihat dengan jernih berita Injil itu, seolah-olah keselamatan yang dari Tuhan tersebut tersembunyi bagi kita. Tentu ada banyak bentuk dan wujud dari ilah zaman ini yang dapat membutakan mata dan pikiran kita, mulai dari keinginan individu dan golongan, kepentingan parsial, kebutuhan “ni’ila hörö ibabaya tanga”, gaya hidup glamor, pola hidup yang sangat modern, kebebasan yang kebablasan, dan berbagai keinginan duniawi lainnya. Ada banyak “new idol” dalam kehidupan kita dewasa ini! Hal inilah semua yang dapat menghalangi kita dalam penerimaan berita Injil Kristus, sehingga sukacita dan keselamatan itu menjadi tersembunyi bagi banyak orang. Ketika “jendela hati” kita sudah bersih, maka kita akan mampu menerima dengan baik berita Injil yang menyelamatkan itu. Ketika “jendela hati” kita sudah jernih, maka kita akan menjadi warga jemaat yang setia di tengah-tengah ketidaksetiaan dunia ini. - selamat berefleksi - Perhatikanlahpara hamba Tuhan yang setia akan terus melanjutkan pelayanan mereka bagiNya di tengah-tengah aral dan bahaya, tanpa menghiraukan sedikit pun musuh-musuh macam apa yang harus mereka hadapi, supaya mereka dapat membuktikkan diri layak di hadapan Guru mereka dan menjadikan Dia sahabat mereka.
Pengkhotbah Palijama Hari Minggu, 22 September 2019 Ayat Matius 2413 Kehendak Tuhan untuk kita setia dalam mengikuti Dia dan melayani Dia. Orang yang setia adalah orang yang bertahan sampai pada kesudahannya, dan bagi mereka yang setia akan mengalami keselamatan dari Tuhan Mat 2413. Orang yang setia adalah orang yang teguh memegang janji. Ketika kita berjanji untuk melayani Tuhan maka kita harus teguh memegang janji itu dengan melakukan pelayanan dengan setia. Orang yang setia adalah orang yang memiliki pendirian yang kokoh dan dapat dipercaya. Orang yang setia adalah orang yang taat. Dalam hal ini kita sebagai anak Tuhan, tentunya adalah ketaatan kepada Tuhan. Orang yang melakukan kesetiaan adalah orang yang memiliki karakter buah Roh Gal 522-23. Buah Roh adalah karakter dari Tuhan Yesus. Ketika melakukan kesetiaan itu artinya kita mengikuti karakter Tuhan Yesus. Dalam Filipi 26-9, diceritakan bagaimana keteladanan Tuhan Yesus dalam hal kesetiaan. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia, dan kesetiaan-Nya digambarkan sampai ke awan karena begitu tinggi dan luasnya kesetiaan Tuhan Mzm 366. Sebab itu marilah kita untuk setia kepada Tuhan, karena Tuhan begitu setia kepada kita. Ciri/tanda orang yang setia kepada Tuhan adalah bertahan sampai akhir. Kata bertahan dalam Bahasa Yunani adalah hupomeno yang artinya tinggal tetap pada posisi semula artinya dalam keadaan apapun tetap kokoh/kuat dalam Tuhan, meskipun ada tekanan yang datang tetapi tidak mau mundur, karena Tuhan tidak berkenan dengan orang yang mundur Ibr 1037-39. Sebab itu kita mau tetap setia dan maju terus di dalam Tuhan sampai pada kesudahan. Kesudahan dalam bahasa Yunani adalah telos yang artinya akhir, finish dan ujung jalan. Dalam 2 Tim 46-7, hendaklah ini menjadi pegangan dalam hidup kita. Tetaplah setia sampai akhir setia sampai mati yang berarti telah mengakhiri kehidupan dan pertandingan iman dengan baik. Untuk kita seperti Paulus dapat bertahan sampai akhir setia sampai mati maka kita akan mengambil suatu gambaran bagaimana seorang pelari marathon yang berlari dalam satu area/gelanggang pertandingan yang jauh tetapi tetap bertahan sampai garis akhir. Untuk kita mengakhir pertandingan iman kita lewat gambaran pelari marathon maka yang harus kita lakukan adalah kita harus memiliki daya tahan rohani yang kuat, prima dan stabil. Karena ketika kita tidak memiliki daya tahan, maka kita akan kalah. Cara untuk memiliki daya tahan rohani bisa kuat adalah manusia roh kita harus kuat, dan Roh Kuduslah yang mampu untuk menguatkannya. Karena Roh Kudus adalah kuat kuasa Allah. Kuasa Allah akan terjadi ketika Roh Kudus turun Kis 18. Kuasa Roh Kudus dalam adalah dunamos/dunamis, yang kemudian bisa diibaratkan seperti dinamit untuk menghancurkan kekuatan musuh, seperti dinamo untuk menggerakkan,dan mendorong kita untuk maju dan menyala-nyala dalam melayani Tuhan Roma 1211b. Roh Kudus juga akan memberikan kita kasih Allah sehingga kita iba akan jiwa-jiwa yang terhilang Roma 55. Untuk kita memiliki daya tahan rohani yang kuat ada beberapa hal yang harus kita lakukan 1. Makan makanan Rohani yaitu membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hariMat 44b. Orang yang lapar dan haus akan kebenaran/Firman Tuhan akan dipuaskan oleh TuhanMat 56. Jadikan Firman Tuhan sebagai sukacita kita sehingga kita terus membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Orang yang hidup dalam Firman Tuhan akan tetap kudus Mzm 1199 sekalipun dunia semakin cemar. Orang yang hidup dalam terang Firman Tuhan tidak akan salah arah Mzm 119105. Membaca dan merenungkan Firman Tuhan adalah orang yang membangun diatas dasar yang teguh dan benar Mat 724-25 Gunakan waktu dengan baik, aturlah waktu setiap hari untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 2. Memiliki nafas rohani yang kuat /panjang. Nafas hidup orang percaya adalah Doa. Sebab itu kita harus terus membangun hubungan dengan Tuhan. Tetaplah berdoa 1 Tes 517. Tingkatkan doa, pujian dan penyembahan kita baik secara pribadi maupun korporat. 3. Berlatih dengan tekun. Masalah dan persoalan adalah latihan bagi kita untuk membentuk “otot-otot” rohani, membangun iman. dan mendewasakan kita. Ketika masalah datang maka kita harus berserah dan mengandalkan Tuhan. Setiap persoalan tidak akan melebihi kekuatan kita 1 Kor 1013, dan Tuhan turut bekerja dalam segala keadaan untuk mendatang kebaikan kepada kita Roma 828, segala perkara dapat kita tanggung di dalam Tuhan Flp 413, sebab itu jangan takut dengan masalah. Akhirnya ketika kita bertahan dan sampai pada akhirnya maka kita akan selamat. Selamat menikmati hidup yang kekal bersama dengan Tuhan. Orang yang setia sampai akhir akan menerima mahkota yang Tuhan sediakan bagi kita. Read more articles

SekolahTinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta ABSTRAK Khotbah gembala memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan warga jemaat. Iman jemaat diteguhkan melalui pemberitaan Fiman Tuhan dalam setiap ibadah, seperti: ibadah Dalam pelayanan Yesus begitu banyak jiwa yang bertobat dan mengenal ajaran yang baik dan hidup dalam

Ayat Bacaan Injil Markus pasal 10 ayat 45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Kerangka Khotbah Dunia mengukur kebesaran dari segi kuasa, harta, martabat dan kedudukan. Memang memiliki kekuasaan itu tidak dosa, mempunyai harta itu baik, memiliki martabat juga hal itu tidak salah dan mendapat kedudukan tidak masalah. Namun, ketika semua itu dijadikan tolak ukur sebuah kebesaran, hal itulah menjadi masalah. Tetapi Yesus mengukur kebesaran dari segi pelayanan. Allah menentukan kebesaran kita berdasarkan banyaknya orang yang kita layani, bukan berdasarkan banyaknya orang yang melayani kita. Bagi Yesus, memiliki hati seorang pelayan jauh lebih penting. Tanpa hati seorang pelayan, kita akan tergoda untuk menyalahgunakan pelayanan bagi kepentingan dan tujuan pribadi. Apa Dasar Teologis Bagi Seorang Pelayan Sejati? “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” Markus pasal 10 ayat 45. Landasan teologis bagi seorang pelayan sejati ialah Yesus Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Melayani dan pengorbanan merupakan karakter yang harus ada dalam diri seorang pelayan sejati. Teladan kita ialah Yesus yang harus kita ikuti. Apa Saja Ciri Karakter Seorang Pelayan Sejati? MEMBERI Diri Untuk Melayani “…Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” Markus pasal 10 ayat 43 bagian b. “Jika kita hanya melayani ketika pelayanan itu menyenangkan bagi kita, maka kita bukanlah seorang pelayan sejati”. “Pelayan sejati melakukan apa yang diperlukan, bahkan ketika pelayanan itu terasa menyakitkan”. “Pelayan sejati menerima pelayanan sebagai penugasan ilahi dan senang, bersukacita dan bersyukur atas kesempatan melayani”. MEMBERI Perhatian Terhadap Pelayanan “Krn itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kpd semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” Galatia pasal 6 ayat 10. Pelayan sejati ketika melihat ada kebutuhan dalam pelayanan selalu siap untuk menolong. Bila Allah menempatkan seseorang yang membutuhkan pertolongan di jalan hidup kita, Dia sedang memberi kita kesempatan untuk bertumbuh di dalam pelayanan. John Wesley mengatakan “Kerjakan semua hal baik yang Anda bisa, dengan semua sarana yang Anda bisa, dengan semua cara yang Anda bisa, di semua tempat yang Anda bisa, pada semua waktu yang Anda bisa, kepada semua orang yang Anda bisa, sepanjang Anda bisa”. William Carey mengatakan “Mengharapkan perkara-perkara yang besar dari Allah. Mengusahakan perkara-perkara yang besar bagi Allah”. “Tuhan Yesus berharap agar kita melakukan apa yang kita bisa, dengan apa yang kita miliki dan dimanapun kita berada”. “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya” Matius pasal 10 ayat 42. MEMBERI Diri Tetap Setia & Rendah Hati “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” Matius pasal 25 ayat 23 “Kesetiaan selalu menjadi sifat yang langkah dari hidup banyak orang”. Karakter itupun mulai tergerus dari kehidupan para pelayan di gereja. Karakter pelayan sejati tetap setia melayani selama mereka hidup. Allah sudah berjanji untuk memberi upah kepada pelayan yang setia kini dan dalam kekekalan. Pelayan sejati tidak melayani untuk mendapat penghargaan dari orang lain. Mereka hidup untuk dipandang dan dihargai Allah. Jangan kecil hati bila pelayanan Anda tidak dihargai, tidak dianggap dan tidak diperhitungkan. Tetaplah melayani Allah. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” – 1 Korintus 1558. Melayani Tuhan membutuhkan karakter yang Alkitabiah. Yesus Kristus adalah teladan utama kita dalam melayani. Yang dituntut dari kita ialah pertama, memberi diri untuk melayani Tuhan dengan melayani sesama; kedua, memberi perhatian terhadap pelayanan yang membutuhkan partisipasi kita; ketiga, memberi diri untuk tetap setia dan rendah hati dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.
. 151 357 377 175 37 215 317 109

khotbah setia dalam pelayanan